KOMPAS.com - Setelah sistem operasi Android yang bersifat terbuka (open source) sukses di pasar global, segera datang tiga sistem operasi mobile open source lainnya di tahun 2013 ini. Mereka adalah Tizen, Firefox OS, dan Ubuntu. Ketiganya tentu bermimpi ingin seperti si robot hijau!
Android pertama kali diciptakan oleh perusahaan Android Inc, yang
berkantor di Palo Alto, California. Mereka membangun Android dengan
inti program (kernel) Linux.
Perusahaan raksasa internet
Google kemudian membeli seluruh saham Android Inc pada Agustus 2005.
Para pendiri Android pun akhirnya bekerja untuk Google, seperti Andy
Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White.
Untuk lebih
memajukan dan mempopulerkan Android, maka Eric Schmidt yang kala itu
menjabat sebagai CEO Google, membentuk Open Handset Alliance (OHA) pada
6 November 2007.
OHA adalah sebuah konsorsium yang dipimpin
oleh Google, dan sampai saat ini OHA sudah beranggotakan 84 perusahaan
yang bergerak di bidang hardware, software, perancang prosesor, telekomunikasi, dan operator seluler dari seluruh dunia.
Perusahaan ternama anggota OHA antara lain adalah HTC, Motorola,
Samsung, LG, Asustek Computer, Toshiba, Sony, Dell, Lenovo, Intel,
Nvidia, ARM Holdings, Broadcom Corporation, Atheros Communications,
Marvell Technology Group, Qualcomm, Sprint Nextel, T-Mobile, Vodafone
Group, Garmin Ltd, PacketVideo, Softbank, Texas Instruments, dan
sebagainya.
Google mulai serius mengembangkan Android untuk masuk ke pasar perangkat mobile
global dengan merilis Android versi 1.1 pada Maret 2009. Android bebas
diadopsi oleh para produsen perangkat mobile. Bahkan, kini ia diadopsi
oleh perangkat kamera dan televisi.
Google pun merilis kode sumber (source code) Android
untuk pengembang aplikasi. Ini merupakan rayuan agar para pengembang
mau menciptakan aplikasi untuk Android yang akan ditempatkan dalam toko
aplikasi online Google Play Store (dahulu bernama Android Market).
Dua bulan kemudian, Google merilis Android versi 1.5 dengan kode nama
Cupcake. Dari sinilah dimulai penamaan kode nama versi Android
menggunakan nama-nama kue.
Dikembangkan oleh raksasa internet
Google dan didukung oleh konsorsium OHA yang beranggotakan 84
perusahaan, Android berhasil menjadi sistem operasi mobile
nomor satu, menggilas BlackBerry dari Research In Motion (RIM), Symbian
dari Nokia, dan Windows Mobile (sekarang Windows Phone) dari
Microsoft.
Lawan berarti Android saat ini hanyalah iOS besutan
Apple, yang juga memiliki ekosistem kuat untuk urusan aplikasi. Tahun
2013, ketersediaan aplikasi Android dan iOS, masing-masing akan tembus 1
juta aplikasi.
Tizen
Sama seperti Android, Tizen merupakan sistem operasi bersifat terbuka (open source)
yang memakai inti program (kernel) Linux. Bukan hanya untuk ponsel
pintar dan tablet saja, Tizen juga dirancang untuk perangkat multimedia
dalam kendaraan, televisi dan sebagainya.
Ia menjadi proyek besar organisasi Linux Foundation bersama perusahaan elektronik Samsung dan produsen prosesor Intel.
Samsung dan Intel merupakan donator Linux Foundation. Keduanya duduk
di dewan yayasan dan memegang pengawasan lebih besar dalam proyek
Linux, termasuk sistem operasi mobile Tizen. Mereka berperan dalam
urusan teknis perangkat keras.
Tizen mendapat dukungan dari
operator seluler Sprint Nextel asal AS pada 7 Mei 2012, yang
berkomitmen turut menjual produk Tizen di masa depan. The Automotive
Grade Linux Workgroup, yang notabene adalah pemain dalam teknologi
otomotif, juga menyatakan diri bergabung dalam Tizen Association.
30 April 2012, dirilislah sistem operasi Tizen versi 1.0 dengan kode
nama Larkspur. Kemudian pada 25 September 2012, Tizen versi 2,0
berstatus alpha dirilis dengan kode nama Magnolia. Tizen 2.0 versi penuh akan dirilis pada Januari 2013.
Samsung akan merilis ponsel pintar dengan sistem operasi Tizen 2.0 di kuartal pertama tahun 2013 ini.
Akuisisi Google atas Motorola Mobility sempat meragukan beberapa
produsen Android, yang khawatir Google akan menganakemaskan Motorola
dalam industri ponsel pintar Android. Langkah Samsung mendukung proyek
Tizen ini disebut-sebut sebagai upaya agar tak bergantung sepenuhnya
pada Android.
Firefox OS
Ada pula sistem operasi mobile open source
bernama Firefox OS. Ia dikembangkan oleh Mozilla Foundation, sebuah
organisasi nirlaba yang menciptakan perangkat lunak peramban (browser) Firefox dengan logo rubah api.
Firefox OS merupakan penamaan ulang dari proyek "Boot to Gecko" (B2G), yang pada mulanya juga proyek sistem operasi mobile berbasis web terbuka dari Mozilla. Proyek B2G diumumkan Mozilla pada 25 Juli 2011.
Organisasi yang berkantor di Mountain View, Amerika Serikat ini mengatakan, Firefox OS akan menjadi ekosistem mobile yang sepenuhnya terbuka. Dibangun sepenuhnya pada standar web terbuka dan aplikasi yang dikembangkan dengan teknologi HTML5.
Mozilla berharap dapat membuka peluang bagi pengembang aplikasi untuk
membangun aplikasi di Firefox OS. Mereka pun telah merancang toko
aplikasi online yang kelak diberi nama Firefox Marketplace.
Segenap dukungan telah didapat Mozilla untuk proyek Firefox OS. Produsen perangkat mobile ZTE
dan TCL, yang keduanya berasal dari China, siap memproduksi perangkat
bersistem operasi Firefox OS. Kedua produsen akan menggunakan prosesor
Snapdragon dari Qualcomm. Para pendukung berharap dapat merilis ponsel
pintar Firefox OS tahun 2013.
Beberapa operator seluler juga
menyuarakan dukungan untuk Firefox OS. Ada Deutsche Telekom (induk
perusahaan T-Mobile), Etisalat (yang beroperasi di 18 negara termasuk
Timur Tengah, Asia dan Afrika), Sprint di Amerika Serikat, dan
Telefónica di Spanyol.
Ubuntu
Dari sistem operasi komputer pribadi, Ubuntu menjelma sebagai sistem operasi perangkat mobile. Sama seperti Tizen dan Android, Ubuntu dibangun dengan kernel Linux.
Canonical asal Inggris, selaku pengembang Ubuntu, mengumumkan
keberadaan Ubuntu untuk perangkat ponsel pintar pada Kamis, 3 Januari
2013.
Ubuntu mobile dirancang agar dapat berjalan di
perangkat dengan prosesor berarsitektur ARM dan X86. Canonical pun
ingin agar Ubuntu dapat menjangkau segmen pasar kelas menengah ke
bawah, dan menengah ke atas.
Untuk merayu pengembang aplikasi,
Canonical berjanji untuk merilis Application Programming Interface
(API) agar para pengembang mau membangun aplikasi di Ubuntu.
Canocical berharap perangkat berbasis Ubuntu dapat dirilis pada akhir
2013. Namun, belum diketahui produsen apa yang akan mengadopsi dan
memasarkan perangkat tersebut.
Ketiga sistem operasi open source baru
di atas tentu sedang bermimpi bisa tumbuh dan sesubur Android. Mereka
berharap mendapat siraman dukungan dari industri teknologi, operator
seluler, pengembang aplikasi, dan diterima di hati masyarakat. Dukungan
dan ekosistem yang kuat ini membuat si robot hijau layak disebut
"pintar."
Dari ketiganya, manakah yang akan menjadi The Next Android?
Rabu, 09 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar